TANGERANG, - Polemik mobil siaga di desa Tegal Kunir Kidul kecamatan Mauk beberapa waktu lalu yang Diduga ditarik oleh oknum dewan kabupaten Tangerang lewat keluarganya belum menemukan titik terang.
Mobil siaga berjenis minibus berspesifikasi APV yang digelontorkan lewat aspirasi dewan pada tahun 2017 ke desa Tegal Kunir kidul lewat reses 1 oleh partai Demokrat yang disaksikan masyarakat sekitar, dimana masalah tersebut menimbulkan polemik di lingkungan Desa sehingga terbit dibeberapa media online.
Ditudingnya syaipul bahri selaku supir mobil siaga desa tegal kunir kidul oleh oknum DPRD kabupaten Tangerang Hj.Aida soal statmen dimedia “
Bertahun-tahun mobil siaga dimanfaatin oleh oknum sopir Epul Syaipul Bahri, untuk bisnis pribadi Ladang usaha mencari nafkah keluarga tanpa kesepakatan bersama dengan ketua kelompok penerima manfaat (KPM) bahwa setiap warga pengguna mobil siaga harus setor tunai, guna biaya perawatan.
Pemeliharaan kendaraan, penggantian oli dan bayar pajak2 .sampai sekarang laporan satu rupiah pun tidak ada, ”itu laporan yang saya terima dari pak KPM, ” penjelasan Hj.Aida anggota DPRD kabupaten Tangerang melalui WA, R (4/11/20) tentu terkait hal ini tidak benar, dirinya tidak terima atas statmen dewan Hj.Aida memfitnah saya.
Ucap SyaipulDipekerjakannya saya di desa tegal kunir kidul oleh kepala desa tak lain hanya mengabdi untuk membantu kepala desa dalam melayani masyarakat dari segi pelayanan kesehatan.
Tidak mengenal waktu siang dan malam saya menyediakan waktu hanya untuk melayani masyarakat desa tegal kunir kidul dengan intruksi kepala desa tidak dimintanya meminta ongkos kepada masyarakat yang sedang membutuhkan pertolongan.Bagaimana ceritanya dewan perwakilan daerah kabupaten Tangerang Hj.Aida menuding saya telah membisniskan mobil siaga untuk kepentingan pribadi selama 3 tahun ???
Tempat tinggal saya masih numpang, motor tidak punya untuk menyambung hidup istri saya harus bela belain ngamen dijalanan, apakah tinggal ini seorang dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten tangerang Hj.Aida terhadap saya ???Mobil siaga Desa Tegal Kunir Kidul
Tentunya saya sebagai masyarakat biasa hanya menerima dengan pasrah saat mendengar tudingan seperti itu, yang menjelaskan pengabdian saya siang malam tanpa mengenal waktu hanya untuk membantu masyarakat Tegal kunir kidul ”silahkan tanya masyarakat.”
Ungkapnya sambil nada kecewaSyaipul juga menceritakan pada saat dijemput oleh kemal sekira pukul 15.00 wib, kemal yang tak lain keluarga dari dewan Hj.aida dengan dalih H. Saepul ingin bertemu tetapi hanya jebakan sendiri, setelah tiba disana terlihat ada sekumpulan orang termasuk Dewan Hj.
Aida sudah bersamanya seolah-olah sudah menantikan kedatangan saya. Ujar syaipulSatu persatu mulai menanyakan perihal berita yang menonton diluaran sana terkait oknum dewan menanrik mobil siaga desa tegal kunir kidul, syaipul juga diawasi oleh oknum dewan untuk membuat statmen pernyataan lewat video bahwa dewan Hj.Aida tidak benar-benar menarik mobil siaga desa Tegal Kunir kidul, Terlihat dengan wajah penuh tekanan, tentunya ucapan itu tidak sesuai apa yang terjadi dilapangan karena dirinya serba salah mau tidak mau harus ikutin apa yang diperintahkan dewan Hj.
Aida, " Ungkap syaipul lagi
Wawan saruyu selaku kepala desa Tegal Kunir kidul menyampaikan penjelasanya kepada wartawan, yang terkait dengan mobil siaga dirinya akan panggil yang bertanggung jawab secara administrasi, harus pihak dewan Hj.Aida menggunakan etika saat mengambil mobil siaga tersebut sehingga tidak menimbulkan polemik seperti ini, jangan menimbulkan polemik seperti ini, jangan ada setor tunai seperti statmen yang dikatakan lewat media online bisa melakukan semaunya, ditambah mobil tersebut diambil begitu saja tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada kepala desa.
Wawan juga tidak pernah melakukan komitmen apapun dengan dewan Hj.
Aida maupun kepada KPM terkait dengan setoran wajib kepada kelompok penerima manfaat (KPM), seandainya itu ada dirinya akan menolak, kepentingan masyarakat dalam pelayanan kesehatan biarkan kepala desa yang memberikan izin, sementara mobil itu bisa dipergunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, jadi tidak perlu masyarakat untuk kelompok penerima manfaat (KPM). TegasnyaSaat ditanya kebenaran pajak yang belum, selama 3 tahun dirinya mengakui, karena pada saat penyerahan unit mobil siaga desa Tegal Kunir lewat reses 1 partai Demokrat partai nya tidak menyerahkan Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), karena syarat untuk pembayaran pajak kendaraan salah satu BPKB.
Wawan saruyu berharap permasalahan ini dapat menemukan solusi agar pelayanan kesehatan masyarakat di desa Tegal kunir kidul dapat berjalan kembali seperti biasanya.(DK / Sopiyan)