OPINI—Peradaban budaya lokal merupakan fondasi dan pilar yang membentuk karakter, watak, perilaku dan sikap masyarakat.
Keluhuran budaya lokal yang ditopang, dilandasi dan diperkuat oleh nilai-nilai filosofis kearifan lokal menjadi jati diri generasi penerus dari masa ke masa.
Baca juga:
Melacak Jejak MacArthur Di Padaidi
|
Kearifan lokal yang sejak dulu menjadi identitas bangsa jangan sampai terkikis oleh budaya global yang masuk seiring berkembangnya kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi dan arus informasi yang begitu cepat menjadi tantangan tersendiri bagi generasi milenial di masa sekarang hingga di masa yang akan datang.
Generasi milenial harus menjadi pelopor dan mesin penggerak yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sebagai standar hidup dalam berperilaku, belajar dan membangun kapasitas diri untuk menjadi sosok manusia yang memberikan daya tahan dan daya tumbuh di tengah perubahan sosial yang kompleks dan dinamis.
Dengan semangat belajar yang tinggi maka daya tahan dan daya tumbuh akan tercipta sekaligus menghasilkan manusia yang cerdas, kreatif, inovatif dan etos kerja yg tinggi.
Dengan punya semangat berkontribusi dan bekerjasama untuk mencintai budaya lokal dan kearifan lokal akan menghasilkan potensi yang lebih besar untuk mengubah tantangan atau ancaman menjadi peluang.
Sebab tantangan dan ancaman yang dihadapi makin lama akan makin besar dan makin sulit diprediksi. Itulah mengapa generasi milenial mencintai, bangga dan hormat pada budayanya.
Salah satu budaya yang sangat unik di bumi nusantara ini sejak dulu kala adalah budaya lokal masyarakat Nias seperti Lompat Batu, Tari Perang dan Rumah Adat Nias.
Edizaro Lase
Aktivis Milenial